Jumat, 27 Februari 2015

Quote Tere liye Part 2

Adik2ku, jangan berkecil hati kalau kita memilih jalan yang berbeda, lantas orang2 mentertawakan kita, menganggap remeh.

Ada nasehat lama yang mungkin menarik buat kita terkait situasi ini: "Orang2 boleh saja tertawa melihat seseorang berbeda sendirian, tapi sejatinya, seseorang yang berbeda itulah yang lebih berhak tertawa melihat kenapa mereka justeru mau-maunya sama dengan orang kebanyakan."

*Tere Liye

Saya kira tidak pantas kita berdoa minta agar Allah membuat kita lupa atas seseorang/kenangan. Minta dihapus, dilumpuhkan ingatan tersebut.

Lebih baik, berdoalah agar Allah memberikan kita kekuatan untuk mengenang seseorang/kenangan tersebut dengan cara terbaiknya.

Dan pastikan, doa-doa ini tidak perlu dilepas di media sosial; karena akan garing jika ditulis: "Ya Allah semoga aku diberikan kekuatan melupakan dia." Itu lebih mirip cari perhatian, sensasi, bukan doa.

*Tere Liye

Dek, perasaan itu bukan kayak angkot, yang siapapun bisa naik. Pun perasaan itu juga bukan kayak angkot, yang sering banget ngetem.

Perasaan itu sesuatu yang berbeda. Hanya yang benar2 serius boleh naik; dan dia pun boleh jadi tidak akan ngetem terlalu lama menunggu penumpang.

*Tere Liye

Jangan biarkan orang lain menarik kita dalam sekali dalam sebuah pertengkaran, hingga kita jadi membencinya seperti dia membenci kita. Jangan biarkan.

Kita berhak atas rasa damai dalam hidup ini, dengan tidak membenci orang lain walau kita tidak sependapat, berbeda pihak, dsbgnya.

*Tere Liye

*Sajak "Benar-Benar"

Adik2 sekalian:

Jika seseorang benar2 menyukai kita, maka dia akan memberikan bukti, bukan alasan2, penjelasan2.

Jika seseorang benar2 menyukai kita, maka dia akan memberikan komitmen terikat, bukan ketidakpastian.

Jika seseorang benar2 menyukai kita, maka dia akan berlari menjemput, bukan membiarkan kita menunggu.

*Tere Liye

Kadangkala kita menunjukkan sendiri lewat komentar kita kalau kita tidak tahu sama sekali orang lain sedang membahas apa.

Dalam sebuah perdebatan, boleh jadi kita merasa memenangkan banyak hal karena lawan kita memilih diam saja, dan kita terus berseru2 yakin sekali, tapi sesungguhnya, itulah kekalahan paling telak.

Kita tidak bisa melihatnya saat itu. Besok lusa, mungkin baru terlihat.

*Tere Liye

 Bagaimana mungkin orang bicara tentang pencitraan hari ini? Menuduh orang lain pencitraan? Ketika kosmetik laku keras, sepatu hak tinggi ada di mana2, bahkan untuk urusan foto profil/cover di facebook dan twitter pun ditimbang2 lama sekali mau yang mana?

Pun jangan lupakan: ketika mau bertemu someone special, memilih pakaian, mematut penampilan, bukankah lama sekali di depan cermin. Apa yang satu ini tidak masuk kategori pencitraan?

*Tere Liye

Kesepian bukan alasan baik untuk jatuh cinta. Karena ketahuilah, banyak orang yang tetap merasa kesepian meski telah jatuh cinta.

*Tere Liye

Pelaku korup dan kroni2nya adalah musuh bersama.

Dukung KPK, dan siapapun yang berdiri di depan berjihad memerangi prilaku korup ini. Daftar koleksi KPK hingga hari ini: 2 menteri aktif, Gubernur, jenderal kepolisian, ketua partai, ketua MK, ketua SKK Migas, petinggi kampus terkenal, bupati, puluhan anggota DPR, dsbgnya, dsbgnya.

*Tere Liye

 

Jomblo itu bukan karena nggak laku.

Jomblo itu simpel karena kita tidak akan menjual murah urusan cinta hanya karena kesepian, ikut2an, apalagi biar terlihat keren punya pacar.

*Tere Liye 

Sebenarnya siapa sih yang sungguhan peduli saat kita sibuk menyebut nama2 pacar di jejaring sosial? Naruh foto2 mesra? Saling berbalas komen seperti sudah sewindu tak bersua?

Jangan2 nggak ada. 

Iya kan? Menarik loh kalau mau dipikirkan dari sudut pandang berbeda. Besok lusa bisa nyengir dan tertawa sendiri.

*Tere Liye

Pertanyaan: "Kenapa ya kalau kita dekat dengan orang yang kita sukai, kita deg-degan. Padahal dia juga belum tentu tahu kalau kita suka?

Jawaban: Ya iyalah, deg-degan. Kalau kita dekat dengan orang yg kita sukai malah pengin gampar atau nonjok, itu berbahaya. Lagian, deg-degan itu juga bermanfaat, biar kita nggak kayak kambing atau sapi, langsung nyeruduk.

*Tere Liye

Tidak semua orang bisa mengerti apa yang kita lakukan, pilihan yang kita buat, atau keputusan yang kita ambil.

Tapi tidak mengapa. Jika kita yakin itu benar, jalani saja dengan yakin, besok lusa akan lebih banyak yang paham.

*Tere Liye

Bagi orang2 yang penuh rasa sabar, apa2 yang dia biarkan pergi, segala sesuatu yang dia lepaskan, ihklas, tulus, maka akan datang pengganti yang lebih baginya.

Selalu begitu. Tidak akan keliru.

*Tere Liye

Kita terkadang lebih sering berbohong kepada orang yang percaya dan menyayangi kita (seperti orang tua);

Tapi sebaliknya, kita selalu berkata jujur, setia kepada orang yang tidak peduli bahkan tidak bisa dipercaya.

Ketika kita sungguh menyayangi seseorang, maka perasaan itu tidak hanya menetap di hati kita, tapi juga di bola mata kita.

Itulah kenapa, saat ada seseorang yang benar2 mencintai orang lain, maka rasa cintanya terlihat dari bola matanya. Bola mata itu menatap seribu kali lebih indah.

*Tere Liye

Kita tidak seperti yang orang pikirkan.

Benar begitu, bukan?

Kalau benar, maka berhentilah menilai orang lain sesuai pikiran kita. Orang lain juga tidak seperti yang kita pikirkan.

*Tere Liye

Guru mahsyur Imam Syafii pernah berkata: "Setiap ilmuku bertambah, setiap itu pula semakin bertambah pengetahuanku akan kebodohanku."

Guru yang satu ini, nasehatnya selalu jleb ampun2an kalau sudah bicara tentang sok tahu.

*Tere Liye

Teman yang baik, mau dia membicarakan kita di belakang, di depan, di samping, di atas atau di bawah, dia tetap mengatakan yang baik2 dan konsisten.

*Tere Liye

 *Sajak "Bacalah 1000 Buku"

Bacalah 10 buku, maka kita akan tiba-tiba merasa sok tahu dan merasa paling pintar. Tapi tahan dulu sok tahunya....

Bacalah 50 buku, maka sok tahu-nya akan mulai berkurang, meski tetap merasa lebih pintar. Tapi juga tetap tahan dulu....

Bacalah 100 buku, maka sok tahu-nya semakin berkurang, pun merasa pintarnya. Tapi tetap tahan dulu....

Bacalah 500 buku, maka kita akan menghela nafas panjang, ternyata semakin banyak saja yang tidak kita tahu, semakin merasa belum ada apa-apanya....

Bacalah 1000 buku, dstnya....

Maka itulah kenapa orang2 yang tidak membaca buku, atau hanya 1-2 buku saja setahun terakhir, jika dia termasuk nyolot, senga, belagu maka posisinya ada di titik paling ekstrem orang2 sok tahu; itu sudah rumus alam.

*Tere Liye 

Saya rasa, kita tidak perlulah sibuk bilang kita lagi di Paris, New York, Mekah, atau planet Mars sekalian. Karena kalaupun itu benar kita lagi disana, toh, gelandangan yg memang tinggal di kota itu biasa saja, tidak perlu pamer ke siapapun.

Saya tahu, semua kembali ke masing2, niatnya apa. Tapi kalau kalian mau mendengarkan saran dari page ini, ada banyak sekali yg tidak perlu kita bagikan di media sosial. Karena jarak antara pamer dengan tulus itu kadang sudah tidak ada lagi. Narsis dengan bermanfaat kadang satu tarikan nafas saja.

Insya Allah, postingan ini tdk sedang rese, tdk rusuh ngurusin orang lain. Disampaikan bagi yang mau memikirkan, terutama adik2 remaja yang sedang mencari pemahaman terbaik, ketahuilah, kita selalu bisa memilih mana yang lebih baik. Dan buat yang mau marah, pikirkanlah sekali lagi sebelum menulis komen marah: apakah nasehat ini memang sesat dan menyesatkan jadi pantas dimarahi atau sebaliknya, ternyata masuk akal.

*Tere Liye 

 *Sandal putus

"Hendaklah di antara kalian mengadukan segala urusannya hanya kepada Allah saja, walaupun hanya tali sandal yang putus." (HR. Tirmidzi).

Baca hadist ini dari berbagai sisi, maka kesimpulannya sama: mengadukan segala urusan hanya kepada Allah, bahkan untuk perkara kecil sekalipun. Maka, apakah menulis doa2, curhat di media sosial termasuk mengadukan segala urusan hanya kepada Allah? Omong kosong, kalian mengadu kepada semua orang, berdoa ke semua orang.

Tapi kan, tapi kan, semua itu tergantung niat.

Maka ketahuilah, Rasul Allah pernah mengingatkan: riya atau syirik kecil itu persis seperti semut yang merayap. Kalian pernah mendengar suara kaki semut yang merayap? Bahkan kebanyakan orang tidak sadar saat semut sudah naik ke kaki, badannya. Bagaimana mungkin ada orang yang yakin sekali dia murni hendak berdoa/curhat kepada Allah, bukan kepada orang lain saat dia menuliskan hal2 itu di media sosial, dibaca banyak orang? Bagaimana mungkin PD sekali? Ketika kita saja tidak yakin, maka jalan terbaik adalah: hindari. Jangan lakukan. Berhati-hatilah.

Tapi kan, tapi kan, jika mengaminkan banyak nanti doanya makbul.

What? Maksud kalian seperti ini? "Ya Allah, berikanlah hamba mobil dan rumah mewah. Amin. Jika ini doa kalian, maka klik like dan komen Amin." Yang ini? Oh, bukan itu maksudnya?

Nah, jika maksud kalian adalah hadist ini: “Tidak berkumpul sesebuah kaum, sebahagian dari mereka berdoa dan sebahagian yang lain mengaminkan, kecuali Allah akan memustajabkan doa mereka." Silahkan merujuk tentang derajat hadist2, cari sendiri (pastikan yg memakai argumen ini, benar2 sudah tahu derajat hadist ini). Kalaupun ada yang berpendapat hadist ini kelasnya sahih, maka tetap saja dibaca dari berbagai sisi, tidak ada satupun maksud hadist ini: silahkan meratap dan curhat, silahkan berdoa di tempat umum, untuk kemudian orang2 menontonnya, mengaminkan, nanti jadi mustajab deh.

Page saya ini setidaknya menggunakan lima variasi tulisan saat membahas sebuah persoalan. Nah, setelah berkali2 menggunakan variasi 1 hingga 4, tibalah saatnya saya merilis variasi tulisan paling serius, tanpa basa-basi, dengan resiko tinggi pembacanya jadi tersinggung dan marah2.

Berhentilah menulis doa2 di media sosial, curhat di media sosial, apalagi live report sedang beribadah. Itu semua memiliki potensi syirik kecil, tidakkah kalian cemas atau khawatir? Karena Rasul Allah pernah bilang, beliau lebih cemas soal syirik kecil (riya/pamer) ini dibanding fitnah dajjal kelak di akhir jaman. Ribuan tahun lalu, Rasul Allah sudah mengkhawatirkan ini.

Tapi kan, tapi kan, niat saya baik, niat saya baik. Well, sekali kita membantah, bersikeras tidak terima, berusaha menjelaskan (padahal tidak ada yang minta), maka dengan sendirinya itu menunjukkan justeru ada pertentangan bathin di hati kita.

Pikirkanlah.

Setiap cinta memiliki waktunya.

Jika sekarang belum saatnya, belum pantas, belum siap, maka bukan berarti itu tidak cinta.

Bersabar lebih baik.

*Tere Liye

Tidak seperti papan tulis, coretannya bisa dihapus bersih.

Coretan di hati tidak bisa dihapus bersih. Bahkan saat kita benar-benar lupa, coretan itu tetap ada (di hati orang lain, dan atau banyak orang lain).

-Tere Liye 

 Jangan Buru-buru

Jangan buru2 sakit hati, marah, jika ada orang yang berkata kasar sekali kepada kita. Karena boleh jadi, dia sedang berkata jujur sejujur2nya.

Jangan buru2 tersinggung, benci apalagi dendam jika ada orang yang berkata keras sekali kepada kita. Karena boleh jadi, dia berkata kebenaran yang kita tolak melihatnya.

Jangan buru2 tutup kuping, ngajakin bertengkar jika ada orang yang berkata menusuk relung hati. Karena boleh jadi, itu adalah orang terakhir yang masih peduli menasehati.

Sebelum terlanjur.

Inilah sajak jangan buru2. Sungguh beruntung bagi yang paham.

-Tere Liye

 Akan selalu ada orang2 yang tidak menghargai apa yang telah kita lakukan untuknya.

Juga akan selalu ada orang2 yang tidak peduli apa yang telah kita kerjakan untuknya.

Pun akan selalu ada orang2 yang merendahkan, dan menjelek2an atas apa yang telah kita berikan. Tidak memperhatikan kita, tidak mendukung kita, bahkan tidak menyukai kita meski dia sebenarnya juga tidak kenal, tidak paham.

Tapi sesungguhnya, di luar sana, juga jelas sekali akan selalu ada orang2 yang peduli dengan kita, bisa menerima kesalahan yang kita lakukan, bisa mendukung, memperhatikan, terus memberikan semangat.

Maka, fokuslah pada orang2 yang peduli ini.

*Tere Liye

Boleh jadi, yang kita lupakan, adalah sesuatu yang mengingatkan.

Boleh jadi, yang kita tinggalkan, justeru adalah sesuatu yang selalu menunggu. Setia. Di sana.

*Tere Liye

*Sajak Hampa

Jangan suka bilang hidup kita hampa. Kosong.

Karena coba dongakkan wajah ke atas, tatap langit. Sejak jaman dinosaurus hingga jaman android hari ini, itu langit sudah hampa. Benar-benar kosong.

Tetapi langit punya penghiburan, punya kegiatan yang indah, sesekali melintas awan, hujan, sesekali dihiasi pelangi, sesekali di penuhi titik bintang dan bulan. Maka indah sudahlah kehampaannya.

*Tere Liye

 “Bagiku waktu selalu pagi. Di antara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga jauh di kaki pegunungan. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi.”

*Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"

 *Sajak "Ssstt.... Diam sebentar"

Ssttt... Diamlah sebentar.
Cinta sejati hanya bisa didengar justeru dalam senyap.
Bukan gegap gempita kalimat, yang mengaburkan makna.
Dan kita tertipu oleh tampilannya.

Ssttt... Ayo duduk sejenak.
Cinta sejati hanya bisa dikenali saat sepi.
Diperhatikan dengan seksama, dalam kesadaran diri paripurna.
Bukan berisik teriak-teriak 'Aku cinta kamu'.
Hanya untuk esok lusa kita meratap kencang-kencang sebaliknya.

Ssttt.... Bisakah kita diam dulu?
Agar cinta sejati menunjukkan siapa diri sebenarnya.
Apakah yang ini, atau yang itu, atau mungkin yang lain lagi.
Dan kita harus menunggu dan bersabar.

*Tere Liye

 *Lawan Tangguh

Silahkan daftar haji hari ini, maka kalian baru bisa berangkat 5 tahun lagi. Antriannya panjang sekali. Tanyakan bagaimana rasanya menunggu selama itu ke aki-nini yang usianya sudah 70 tahun, mereka yang harap2 cemas, ya Allah, jika maut lebih dulu menjemput, perjalanan suci tersebut tak terwujud. Aduh aki-nini, kenapa baru daftar sekarang? Kenapa nggak pas usia 30 tahun? Mau bagaimana lagi, mereka mengumpulkan uang sedikit demi sedikit selama berpuluh tahun, baru genap ongkosnya. Inilah realita perjalanan haji di negeri kita. Banyak sekali jamaah yang benar2 menabung, berpuluh tahun agar bisa naik haji. Petani, menyisihkan hasil panennya setiap tahun. PNS, menyisihkan gajinya setiap bulan. Pedagang, honorer, buruh, bahkan tukang bubur (yg ada sinetronnya) mereka semua ingin naik haji.

Jumlah penduduk Islam di dunia semakin banyak, sedangkan kapasitas tanah suci terbatas, penjatahan atau kuota adalah kebijakan strategis dari pemerintah Arab Saudi, dan kita tidak bisa apa-apa, karena solusi lainnya tidak mudah. Masjidil haram, padang arafah, tidak bisa dibuat melar. 10-20 tahun lagi, daftar antrian akan semakin panjang.

Maka sungguh menusuk hati, ketika ada orang yang bisa memotong kompas antrian tersebut, mengajak pula kroni2nya dengan santai, seolah2 perjalanan tersebut hanya macam liburan ke Maldives? Tapi saya kan pejabat, boleh dong? Teladan mana dalam agama ini yang membolehkan pejabat bertindak seperti itu? Karena silahkan baca riwayat Nabi dan sahabatnya, bila perlu, pemimpin itu yang terakhir makan. Bukan malah dia duluan yang cengengesan tertawa bahak bersama kroninya makan duluan.

Kita bahkan belum bicara tentang transparansi kuota haji. Siapa yang menentukan ONH plus dapat jatah sekian? Jika total jenderal ONH plus itu 30.000 kursi, satu kursi minimal 60 juta, maka total uang ONH plus adalah 1,8 trilyun. Bagaimana membagi kuota ini? Perusahaan mana dapat berapa kuota? Jika ada yang jahil meminta uang pelumas 1% saja, hitung sendiri angkanya. Kita juga belum bicara tentang pengadaan alias procurement. Di mana-mana, pengadaan adalah posisi paling empuk untuk korup. Pengadaan penginapan untuk ratusan ribu jamaah, makan, bus, pesawat, bahkan seragam, tas, tag, dsbgnya, dsbgnya. Siapa yang berkuasa melakukan pengadaan ini? Siapa yang bisa memastikan semua berjalan baik? Pengadaan seragam batik untuk ratusan ribu jamaah saja sudah empuk sekali bisnisnya.

Berapa uang haji yang dikelola oleh kementerian agama saat ini? 70 trilyun, datang dari akumulasi ONH dari jamaah haji yang sedang dan akan naik haji. Jika ditaruh di deposito syariah saja, dengan bagi hasil setara 8%, setahun lebih 5 trilyun bagi hasilnya. Berapa bagi hasil yang diperoleh jamaah atas pengelolaan uang tersebut? Silahkan tanyakan pada rumput yang bergoyang. Kemana pemanfaatan bagi hasil segila itu? Dana abadi haji? Kemana? Bertahun2 berlalu, tidak ada yang membukanya terang benderang, transparan dan akuntabel.

Terlalu banyak hal gelap (tidak cuma remang) dalam pengelolaan kementerian agama. Dan saat terlalu banyak hal gelap, saya bersyukur sekali KPK dengan gagah berani menetapkan menterinya sebagai tersangka. Itu gebrakan yang signifikan untuk membuka semua hal. Gila sekali ada lembaga yang mengelola 70 trilyun uang tapi kita semua tidak tahu menahu. Ada lembaga yang "menentukan nasib" ribuan aki-nini, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana kuota dibagikan. Dan lebih gila lagi, saya mencatat, saat ada himbauan agar manajemen haji di negeri ini mencontoh teladan dari negeri seberang yang jauh lebih baik, petingginya dengan santai menolak: "Itu penghinaan bagi kemampuan anak bangsa." Ya ampun, jawaban itu, dia kira, pengelolaan haji kita sudah paling top saja. Duh, biasanya, ketika ada orang tertutup dengan saran baik, biasanya ya, memang ada yang sedang ditutup-tutupi. Siapa yang paling kencang teriak, membela kroni2nya, menjelaskan, maka biasanya memang ada sesuatu.

Apakah kalian masih percaya pengelolaan haji diserahkan kepada pemerintah? Saya percaya jika kementerian agama tidak diisi oleh orang2 politik. Kalau masih ada sempalan politik di sana, lebih baik pengelolaan haji diberikan saja ke lembaga independen atau bila perlu perusahaan komersil sekalian. Sudah saatnya pengelolaan haji dikerjakan oleh orang2 profesional, bersedia transparan, akuntabel, semua dibuka. Monopoli pemerintah, bertahun2 lamanya, bertahun2 lamanya, bertahun2 lamanya, telah membuat kementerian agama dikenal sebagai kementerian paling korup menurut survei2. Hari ini, kita tidak bicara survei lagi, thx God, kita punya KPK, yang meski banyak hater-nya, mereka terus bekerja bersih-bersih. Berdiri di depan memimpin jihad penegakan hukum. Tidak akan mudah menyingkap semua sisi gelap tentang pengelolaan haji ini, di sana pasti banyak yang berkepentingan, belum apa, sudah dituduh politisasi, tapi my man, wahai pelaku korup di kementerian agama, kalian punya lawan tangguh sekarang. Selamat susah tidur.

Bravo KPK!

 *"Remember who the real enemy is."

Di negeri jauh, dan ini kisah nyata, satu kelompok pegang senjata teriak "Allahuakbar", satu kelompok lainnya pegang senjata juga teriak "Allahuakbar" dan mereka saling berperang satu sama lain. Saling membunuh. Jadi, mana yang bisa mengklaim paling benar dan bakal masuk surga?

Di negeri ini, jangan sampai terjadi hal serupa. Perbedaan politik, apalagi sekadar berbeda jagoan pilpres, jangan sampai membuat orang2 jadi berperang. Karena siapa yang paling rugi? Kita semua.

Pernah nonton film Catching Fire/Hunger Games? Ketika 24 orang saling bunuh di arena, mereka diingatkan: "Remember who the real enemy is."

Apakah musuh bersama kita adalah Amerika? Zionis? Bukan, dek. Kejauhan itu sih. Musuh kita adalah koruptor, pencuri, penjarah, orang2 zalim yang tega sekali menghancurkan saudaranya sendiri. Musuh kita adalah musang berbulu domba. Musuh dengan topeng seolah baik tapi sejatinya maling nomor satu.

Berhentilah saling serang, ini bukan perang. Hapus kebencian tanpa sebab. Sekali lagi, saya akan mengangkat tangan, sambil berseru: "Remember who the real enemy is."

*Tere Liye

 Wahai yang masih mau mendengarkan,

Tuan, Nyonya di sana,

Islam tidak mengejar kekuasaan, jabatan. Tapi kekuasaan itulah yang tunduk kepada Islam.

Kita tidak pernah dinasehati untuk mengejar2, meminta2, bahkan berkongsi, saling serang, saling hina demi kekuasaan, jabatan. Tetapi kekuasaan itulah yang tunduk kepada prinsip2 kebaikan.

Semoga masih ada yang mau memikirkannya, besok lusa, semoga akan hadir generasi terbaiknya yang betul2 paham kepentingan Islam, bukan kepentingan kelompok saja.

*Tere Liye

 *Posisi Memuji Dalam Agama

Ada seorang sahabat yang memuji sahabat lainnya, maka apa kata Rasul Allah: “Kamu telah memenggal leher temanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jika kalian ingin memuji orang lain, maka berikut tipsnya:
1. Lakukan tanpa orang itu tahu; lakukan jauh darinya (ada kisahnya)
2. Ganti pujian tersebut dengan doa (juga ada kisahnya)

Sahabat Rasul, Ali, bahkan pernah bilang: “Kalau ada yang memuji kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.”

Agama itu adalah keseharian; kita pakai dalam setiap kegiatan. Tanpa pengecualian. Kalian boleh berbeda pendapat, silahkan, tapi pastikan ada dalil setara yang bisa mendukung argumen tersebut. Berhati2lah soal memuji ini.

Ya Allah, ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku)”. (HR. Al-Bukhari)

 Sajak "Skenario yang terbaik"

Engkau tahu, duhai tetes air hujan, kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Engkau tahu, duhai gemerisik angin,kalau boleh, ingin kutitipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata, tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.

Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan,setiap kali kau berseru ‘tokekkk’, aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya, satu untuk tidak, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya ‘iya’, dan berharap kau berhenti jika memang sudah ‘iya’, tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya.

Engkau tahu, duhai retakan dinding,sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan pasir, tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Wahai orang-orang yang merindu, maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah nasehat bijak. Kalian tahu, buku-buku cinta yang indah, film-film roman yang mengharukan, puisi-puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua ditulis oleh penulisnya. Maka, biarlah, biarlah kisah perasaan kalian yang spesial, ditulis langsung oleh Tuhan. Percayakan pada pemilik skenario yang terbaik.

—Tere Liye

Jangan menghina fisik dan wajah orang lain. Sungguh jangan. Mau bergurau, main2, atau ikut2an, segera berhenti.

Apa hak kita menghina mahkluk ciptaan Allah? Jauh sekali dari ahklak terpuji.

*Tere Liye

Rasa sakit di hati itu hanya ibarat kabut di pagi hari. Tunggulah matahari tiba, maka dia akan hilang bersama siraman lembut cahayanya.

Rasa sakit di hati itu hanyalah ibarat kabut pagi.

Tidak pernah mengubah hakikat indahnya pagi. Bahkan bagi yang senantiasa bersyukur, dia akan menari (meski sambil menangis) di tengah kabut. Dan itu sungguh tarian indah. Tarian penerimaan.

*Tere Liye

 Itulah, Nak,

Jatuh cinta itu persis kau naik gunung, tiba2 terjerambab ke dalam jurang dalam, meluncurnya mudah, tapi susah payah merangkak naik kembali.

Jatuh cinta itu persis seperti komputer atau HP kau tiba2 terkena virus, kena-nya gampang, tapi memperbaiki, servis datanya susah kali–bahkan tetap tidak bisa diperbaiki hingga kapan pun.

Jatuh cinta itu sama dengan kau naik mobil cepat, kau gas kencang, jalan landai, tiba2 rem-nya blong. Mobil kau melaju tak terkira, susah payah menghentikannya. Bahkan harus menabrak sana-sini, kau patah hati.

Maka, pahamilah resikonya.

*Tere Liye

Sebenarnya siapa yang membuat kita kecewa?

Jawabannya: Kita sendiri.

Kita tidak akan pernah kecewa jika kita selalu mengendalikan harapan. Mau secanggih apapun orang lain memupuk pesonanya, menimbun perhatiannya, kalau kita sempurna mengendalikan hati, no problem at all.

-Tere Liye

Hidup ini bukan komputer. Yang bisa kalian CTRL+Z, undo, undo begitu saja semua perasaan yang telah terjadi.

Maka selalu berhati2-lah dalam urusan perasaan.

*Tere Liye

Kadang kita memikirkan seseorang, menunggu reply sms, komen atau membaca postingan kita, menanti dia online, dsbgnya. Tapi nyatanya seseorang itu justeru sedang asyik dgn orang lainnya lagi, atau malah lagi asyik (maaf) ngupil.

Jadi lebih baik sibukkan diri memikirkan dan mengerjakan hal yang bermanfaat. Waktu itu berharga, jangan dihabiskan percuma.

–Tere Liye

Orang2 ketika disuruh pegang babi pasti ogah. Cium2 babi juga pasti lebih ogah lagi. Foto bareng babi, ditaruh di jejaring sosial apalagi. Nggak mau.

Tetapi pegang2 lawan jenis, pacar, mau saja, bukan?

Padahal memegang lawan jenis lebih serius dibanding pegang babi. Naruh foto bareng pacar, bareng si beb-nya, mau2 saja.

Mungkin menarik untuk dipikirkan.

*Tere Liye

 Ganteng, cantik, pintar, rajin, saleh, salehah, taat orang tua, aduh sungguh menyenangkan melihat anak muda seperti ini. Dan ternyata masih jomblo pula. Semoga besok lusa bertemu jodoh terbaik, dengan cara terbaik, dan menjadi keluarga yang baik.

*Tere Liye

Obat dari segala obat, manjur di atas manjur bagi penyakit hati apapun adalah 'rasa syukur'. Cukup kecil saja dosisnya, sudah efektif mengobati hingga ke dalam-dalamnya.

--Tere Liye

Hidup ini kadang tidak berjalan sesuai keinginan kita. Karena pengemudi hidup kita sejatinya bukan kita sendiri.

Jadi, tidak apa, kalau lagi susah hati, beban menumpuk di pundak, sesak, terperangkap di tengah, mau berteriak marah, nangis. Namanya juga hidup. Bersabarlah, tidak akan rugi orang2 yang bersabar.

*Tere Liye

Jangan berkecil hati jika orang lain hanya mengingat kita saat butuh pertolongan, dan cuek bebek jika tidak, seolah tidak kenal lagi.

Karena dengan demikian, sebenarnya malah keren, kita dianggap seseorang yg amat penting dalam hidupnya.

*Tere Liye

Boleh-boleh saja kita kehilangan teman terbaik. Boleh. Yaitu, ketika teman terbaik kita itu menjadi suami/istri kita.

Tidak apa kehilangan seperti ini. 

*Tere Liye

Menangis tidak selalu simbol lemah tak berdaya.

Menangis dalam situasi tertentu justetu adalah simbol kekuatan, kesabaran, dan kehormatan. Apalagi jika tidak ada yang tahu.

*Tere Liye

Jangan mendiskon kehormatan perasaan dan diri kita begitu rendahnya. Apalagi diobral habis2an, hanya karena suka dengan seseorang. Nanti terlihat sekali murahan.

*Tere Liye

Jomblo yang bahagia adalah spesies paling menarik bagi lawan jenis sejagad raya. Kalau sudah niat, nyari jodohnya insya Allah gampang.

Sedangkan populasi yang paling tidak menarik itu adalah: punya gebetan tapi tidak bahagia, malah rusuh tiap hari di media sosial. Yang ini complicated sekali.

*Tere Liye

 Buat adik2 cewek anggota page ini, kalian harus tahu, semua cowok serius itu nyarinya istri yang siap menikah, matang, mandiri dan bisa mengurus keluarga. Nggak ada cowok yang nyari istri, syarat utamanya: harus imut nan menggemaskan, nggak ada, kecuali statusnya cukup untuk jadi pacar.

Maka, ayo, terus menyiapkan diri, sekolah dengan baik, belajar banyak hal, melakukan hal2 positif. Biar besok lusa, saat hadir si Pangeran itu, kita sudah siap.

*Tere Liye

 Buat adik2 anggota page yg cowok, kalian harus tahu, semua cewek itu pengin punya suami yang bekerja baik serta berkecukupan. Siapa sih yang nggak. Maka, penting sekali menyiapkan masa depan saat memutuskan menikah.

Ayo, daripada sibuk gombalin anak gadis orang, galau, mending fokus sekolah, nyari pekerjaan, terus memperbaiki diri. Jangan sebaliknya, nikah kagak berani, selalu bilang nggak siap2, tapi malah asyik pacaran. Ini sudah 2014, sudah nggak jaman cowok2 kayak begini. Kalian akan dicoret dari daftar.

*Tere Liye

 Jika kalian masih remaja, jangan memaksakan minta ini, minta itu dengan orang tua. Minta HP, minta laptop, minta motor. Yang jika tidak dipenuhi jadinya nangis, merajuk, ngambek.

HP misalnya, banyak orang yang baru punya HP setelah lulus kuliah, kerja. Masa' kita yang baru juga SMA, SMP atau malah SD, sudah merasa berhak punya HP. Mending kalau orang tua kalian mampu, kalau mereka tidak mampu, permintaan yang kalian sangka normal dan biasa2 saja itu, boleh jadi menyusahkan mereka--dan menyusahkan orang dewasa lainnya. Jika semua teman2 kalian punya, tidak otomatis kalian harus punya. Kendalikan keinginan kita.

Besok lusa, kalianlah yang akan bersyukur sekali jika memiliki kemampuan mengendalikan keinginan. Itu lebih sakti dibanding kemampuan mengendalikan air, api, bumi dan udara sekaligus.

*Tere Liye 

 Pegang tangan pacar tiap minggu (padahal dosa), pegang tangan orang tua cuma tiap lebaran. Masih bergaya pula bilang kalau "cinta kami suci" dan mengaku-ngaku paham benar hakikat cinta.

Sungguh teganya.

--Tere Liye

 Di foodcourt bandara Medan, beberapa waktu lalu, saya pernah melihat seorang Ibu ngasih sambal ke mulut anaknya yang baru berusia lima-enam tahun karena mengucapkan kosakata yang amat tidak pantas disebutkan. Sudah diberi peringatan, jangan diulangi, si anak itu tetap bilang. Benar-benar dikasih sambal oleh Ibunya.

Anak yang masih kecil itu menangis, kepedasan, mulutnya harus dilap, dikasih air, dan terus menangis hingga kemudian dia memeluk leher ibunya, minta maaf, bilang tidak akan mengulanginya lagi. Itu kejadian yang menarik sekali. Setengah jam kemudian di ruang tunggu bandara, sambil menunggu boarding, si anak ini sudah riang bermain, menjadi anak yang baik.

Di dunia maya ini, sepertinya banyak yang tidak pernah dikasih sambal mulutnya ketika masih kanak-kanak, hingga ketika besar tetap saja mulutnya merasa bebas mau ngomong apa saja.

Ketahuilah, apa yang kita tulis, bagaimana kita membuat profile, nama profile, bagaimana kita menulis komen, itu mencerminkan diri kita. Teko berisi air madu akan menumpahkan air madu. Tapi teko berisi comberan yang keluar tidak akan jauh dari hal2 busuk, bikin mual, amat mengganggu.

*Tere Liye, repos postingan dua tahun lalu

jangan pernah terpesona dengan jumlah. Hanya karena sesuatu banyak, ramai, tidak otomatis jadi baik.

Orang tua dulu menasehati begini: bahkan bangkai pun dikerubuti lalat, Nak. Pikirkanlah.

Maka hari ini, di abad gagdet, juga ada nasehat yang relevan: bahkan 1000 file pun bisa di winzip/winrar jadi 1 file. Pikirkanlah.

*Tere Liye

 Ngasih kado tiap minggu buat pacar, traktir ini, traktir itu, disuruh jemput kesana-kemari terbirit-birit mau, apa dibilang pacar dituruti. Padahal ini semua sumber masalah.

Tapi di rumah, ngasih kado ke Emak, kagak pernah. Emak minta anterin shalat Id di lapangan ogah, semua nasehat Emak masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Padahal ini semua sumber berkah.

Kayak begini masih ngaku paham cinta sejati? Masih PD-nya bilang, 'cinta kami agung'.

Terlalu.

*Tere Liye 

 Sebagai muslim kita nggak bisa bilang: 'Tidak masalah tidak shalat, yang penting baik hatinya." Ini keliru.

Dan lebih fatal lagi saat bilang: "Daripada shalat rajin, tapi kelakuan bejat." Ini juga pendapat yang lebih fatal lagi.

Tidak ada pilihan antara shalat dengan yang lain. Karena tetap saja pilihannya mutlak: shalat. Hal ini beda dengan memilih seseorang baik hatinya tapi miskin; atau buruk kelakuannya tapi kaya. Itu bisa dilakukan memilih. Silahkan. Tapi shalat, mau bumi hancur lebur, langit digulung, tetap tidak bisa dipilih. Harus shalat.

Jika mencari jodoh, itu salah-satu kriteria paling penting. Coret jika tidak. Dan kalau dia berjanji mau berubah, shalat, suruh buktikan dulu memang shalat dengan baik dan konsisten dalam jangka waktu tertentu, baru lanjutkan rencana menikahnya.

*Tere Liye 
 
Adik2 sekalian, besok lusa, berhati2lah atas 3 kosong ini: Omong kosong, otak kosong, tabungan juga kosong.

Nah, mumpung masih muda, mulailah serius untuk belajar, sekolah. Kalau sudah lulus, segera cari pekerjaan, usaha. Dilakukan dengan tekun. Biar besok2 bukan kita yang masuk 3 kosong tadi. Jangan habiskan waktu main HP melulu, kelayapan di flyover, pacaran, dsbgnya.

*Tere Liye

Pacaran itu bukan cuma dekat sama dosa.

Tapi juga dekat sama: bokek, masalah perasaan, patah-hati,putus, besok2 nggak bisa melupakan, hingga gangguan akut pikiran.

Pikirkanlah.

*Tere Liye

Yang punya istri/suami saja nggak segitunya, dek.

Masa' kalian yang apa sih itu? Pacaran? Sampai gitu amat di media sosial ini. Manggil Papa-Mama, Abi-Ummi. Pasang foto mesra. Nanti kalau putus seminggu kemudian, kalian jadi duda dan janda, loh.

*Tere Liye

Jangan menaruh foto kita sedang berdua dengan lawan jenis yang suami bukan, saudara juga bukan, apa itu? Pacar? Yang ditaksir? Apalagi terlihat mesra pol. Media sosial ini merekam seluruh aktivitas pemakainya, meletakkan foto2 begini tidak banyak manfaatnya, besok lusa kalau putus gimana? Dihapus?

Aduh, mending naruh foto kucing kesayangan. Lebih banyak yang bilang fotonya imut.

Ini saran saja, kali2 saja di page ini ada yang mau jadi ustad.
Besok lusa, jangan mau masuk acara gosip2 di televisi, juga acara2 mentertawakan, menjelek2an fisik. Karena itu membingungkan.

Saya tahu, dakwah itu harus kreatif, menyesuaikan dengan jaman, akan tetapi tetap saja ada hal2 yang tidak bisa dicampurkan.

*Tere Liye

Perhatikan keran atau pipa air yang bocor. Meskipun kecil, airnya tetap merembes keluar, setetes demi setetes, ditampung dengan ember, lama2 penuh juga embernya.

Seperti itulah jika kita membiarkan hati dan perasaan tidak terkendali. Sekali dia bocor, meski amat kecil bocornya, airnya tetap merembes. Lama2 jumlah air-nya bisa membuat badan basah kuyup.

‪#‎TereLiye‬

Cowok2 nggak oke itu adalah dia seumur2 tidak pernah nge-date, ngajak ibunya jalan2 berdua, menggandeng ibu-nya, ngajak makan siang bareng, dinner bareng, mencium kening ibu-nya, TIDAK PERNAH! Tapi sama cewek lain, apa itu? pacar? ya ampun, disuruh kemana2 saja mau, hanya jadi tukang ojek saja bangga.

Jika kalian menemukan spesies cowok seperti ini, jauhi.

*Tere Liye

 Bagi orang2 yang paham, jomblo itu bukan berarti nggak laku, Kawan. Bukan pula jual mahal, sok milih.

Jomblo terhormat itu simpel karena kita tahu persis lebih baik sibuk belajar, sekolah, bekerja, meniti karir, terus memperbaiki diri dibandingkan menggalaukan diri dalam hubungan tidak kongkret, cuma buang tenaga, buang duit buar traktir, pulsa, atau jadi 'tukang ojek' menghabiskan waktu disuruh2 jemput, nemenin, dsbgnya.

Itu merepotkan saja.

*Tere Liye

 Jangan suka membaca ramalan bintang. Zodiak2 itu dusta. Jangan dibiasakan. Kalau sudah kadung, berhenti saat ini juga.

Ketahuilah adik2 sekalian, yang bikin ramalan bintang itu sok tahu banget. Sambil cengar-cengir, tertawa, ngasal sekali. Masa' kalian percaya dgn orang2 ini. Pun kalaupun mereka ngaku serius dan tahu sekali meramal, bahkan disuruh meramal hidup diri sendiri saja tidak bisa.

Saya tahu, kalian kadang main2 saja, seru2an saja, tapi urusan ramal-meramal zodiak ini tdk pernah ada definisi main2. Hukumnya jelas sekali dalam agama kita, terlarang. Sama seperti main hujan. Mau hanya main2, mau serius, basah sudah. Jadi, jika tergoda hati, terlintas mau baca, segera tinggalkan, tutup halamannya.
Semoga pemahaman baik selalu meliputi kalian.

--Tere Liye 

Ibu adalah orang terakhir yang berputus harapan, saat semua orang telah menyerah dengan kita. Tidak pernah berhenti.

Dan doa Ibu--meski kadang kita tidak tahu dia menangis malam2 mendoakan kita, boleh jadi telah membuka begitu banyak kunci kesempatan kepada kita.

*Tere Liye

 Ketika kita memiliki teman, maka bukan berarti kita pasti akan selalu bersamanya. Ada masa-masa kita harus pindah, mengambil kesempatan, melanjutkan sekolah, pekerjaan. Tetapi juga bukan berarti kalau sudah berpisah, maka selesai begitu saja.

Itulah gunanya persahabatan yang sejati, teman lama selalu menjadi teman, atau malah lebih spesial saat bertemu kembali, menjalin kontak kembali. Hei, jika HP, laptop, komputer, mengasyikkan kalau punya yang baru, tapi teman, semakin lama, semakin mengasyikkan.

Selalu begitu.

Tentu saja boleh pengin calon suami yang 'paket spesial': ganteng, kaya, pintar, saleh, baik, dari keluarga terhormat pula. Boleh. Siapa yang larang?

Hanya saja, pastikan yang ganteng, kaya, pintar, saleh dan baik pula itu MAU memilih kita jadi istrinya

*Tere Liye 

 Jilbab itu seharusnya melindungi dengan kokoh ahklak pemakainya.

Tahun 80-an, ibu2 kita, kakak2 kita, bahkan harus berhadapan dengan intel, diskriminasi, diusir dari pekerjaan, sekolah, difitnah jilbab racun, hanya untuk mengenakan jilbab. Mahal sekali harganya.

Hari ini, tahun 2014, kenapa yg berjilbab malah asyik naik motor pacaran, mojok berdua di flyover, bioskop, semak2, pun hingga memasang foto berdua di akun media sosial, mesra sekali, bahkan sampai manggil Abi-Ummi biar lebih afdol lagi "islami" pacarannya.

Semoga tidak ada anggota page ini yang melakukan hal demikian. Fokus-lah pada sekolah/pekerjaan kalian.

*Tere Liye 

Media sosial ini menggoda kita untuk pamer.

Dan tanpa terasa, sudah terperangkaplah kita memamerkan banyak hal. Berhati2lah. Ada banyak hal yang tidak perlu dipamerkan/diumumkan di facebook/twitter, dsbgnya.

*Tere Liye

Tidak ada yang bisa dilupakan, termasuk sekalipun kita memang tidak ingat lagi. Karena boleh jadi, di sisi2 lain, hal tersebut tetap diingat hingga kapanpun.

Jika kita tidak bisa memahaminya dari sisi yang tidak ingat lagi, maka cobalah dari sisi yang hingga kapanpun tetap mengingatnya. Dengan demikian, semoga kita selalu bisa menghormati perasaan-perasaan yang sempat bersinggungan dengan hidup kita.

*Tere Liye

Laut dalam tidak pernah perlu menjelaskan betapa LUAS dan DALAM dirinya. Tidak pernah dan tidak perlu.

Maka, jangan2 hanya orang2 yang sempit dan dangkal saja yang sibuk menjelaskan siapa dirinya, apa yang telah dia lakukan, mendaftar seluruh riwayat hidup dan meletakkan seluruh gelar2--yang tetap saja gagal membuat orang sedang menatap Laut dalam.

*Tere Liye

Bapak, Ibu, kalau kalian hendak mencari calon menantu laki2 pun juga menantu perempuna, maka jauh lebih baik memilih anak muda yang rajin membantu pekerjaan rumah, pandai ngepel, nyuci, nyetrika, dibandingkan yang hanya mejeng sana, kelayapan sini, naik motor, sok gagah, berpose sok keren, sok cantik entahlah di jejaring sosial ini.

*Tere Liye

Jarak antara 'benar2 peduli' dengan 'menyebalkan' itu bisa tipis sekali bagai benang. Coba tanyakan saja ke orang2 yg selalu ditanya: "kapan menikah?", "mana undangannya?"

*Tere Liye


Jangan sampai kita justeru ketinggalan canggih dibanding gagdet milik kita. HP misalnya, smartphone terbaru, fitur paling top. Tapi kelakuan, masih suka melanggar peraturan, merokok sembarangan, nyerobot antrian, malah menelepon di atas pesawat. Saat diingatkan baik2, malah ngajak berantem, merasa raja.

HP-nya saja yang smart, pemiliknya sih tidak.

*Tere Liye

 bu Rumah Tangga memang tidak ngantor sepagi ini. Tapi mereka sudah "ngantor" sejak tadi Subuh.

Pun sama, Ibu Rumah Tangga juga tidak menggapai karir tinggi, jabatan, posisi, tapi lihatlah suami dan anak-anaknya. Mereka "mengorbankan diri" dengan tulus demi orang yang disayangi.

*Tere Liye

 Sumpah Pemuda 2014,

Kami Putra dan Putri Indonesia, berjanji tidak akan mencontek saat ulangan/ujian, tidak akan pernah.

Kami Putra dan Putri Indonesia, berjanji tidak akan melanggar peraturan demi ketertiban bersama, tidak keluyuran pakai motor tanpa helm, SIM, dsbgnya. Tidak merusak, membuang sampah, dsbgnya. Apalagi pacaran di flyover, bikin macet.

Kami Putra dan Putri Indonesia, berjanji akan belajar dengan sungguh2, tidak akan nangis, banting pintu buat minta pulsa, motor, dsbgnya. Apalagi sampai bergaul bebas bablas, merusak diri sendiri

*Tere Liye

Jangan habiskan waktu berdebat. Segera tinggalkan--apalagi jika debat di dunia maya.

Bukan karena kita kalah, bukan karena kita tidak tahu jawabannya, tapi simpel, karena waktu kita berharga, dan banyak hal2 lain yang lebih penting sudah menunggu untuk dikerjakan.

*Tere Liye

 Ketika seorang wanita jatuh cinta, maka sesuatu yang ajaib sedang terjadi. Bagaimana mungkin dia mencintai seorang laki-laki, padahal di saat yang bersamaan ada 1 milyar lebih laki-laki lainnya di dunia ini. Bukankah besar sekali kemungkinan dia menemukan laki-laki yang lebih baik di luar sana? Bukan yang sekarang dia cintai?

Maka, kalau kalian belum siap dengan hubungan yang serius, jagalah kehormatan sendiri, jangan mau dipegang2, diajak2 berduaan, mojok2. Masih banyak laki-laki yang lebih baik di luar sana.

Nah, kalau sudah terikat hubungan yang serius, tibalah saatnya memahami hal ajaib tersebut. Kalian bersedia menerimanya, merasa dia yang paling baik dari 1 milyar lebih laki-laki lain di atas planet yang kita sebut 'Bumi' ini.

*Tere Liye

Menunggu dan bersabar adalah salah-satu bukti perasaan sejati.

Tidak mau menunggu, tidak mau bersabar, maka itu jelas bukan perasaan yang dimaksud.

*Tere Liye

 Saya benar2 menghimbau, kalaupun kita tidak suka dengan seseorang, maka jangan menyerang keluarganya. Bilang anak2nya begini, anak2nya begitu, keluarganya begini, keluarganya begitu, cerai, berantakan, dsbgnya. Apalagi membawa2 agama, seperti, "Anak dan istrinya saja nggak bisa dijilbabin."

Karena kita semua juga belum tentu punya keluarga sempurna. Besok lusa, boleh jadi keluarga kita yang punya masalah serupa. Kalau memang masih mau bilang begitu, yakin sekali niatnya baik, monggo, disampaikan personal, bukan diumumkan kemana2 penuh rasa benci.

Semoga paham. 

*Tere Liye

"Jika demikian dalamnya kau mencintainya, maka menangislah sendiri. Jangan membuatnya menangis karena kau."

*salah-satu poin dari nasehat lama yg ditulis di buku, ada di film ini adalah, banyak sekali orang2 yg mengaku mencintai seseorang, tapi dia justeru merusak, menjerumuskannya. jika kita memang mencintai seseorang, maka kita akan mati2an melakukan hal yang benar, sesuai dgn kaidah dan norma2 yang berlaku.

*tere Liye

Bagi orang2 yang memendam rindu, mencintai dalam diam, maka apa-apa yang ditunjukkannya hanyalah bagai gunung es di dalam samudera, hanya memperlihatkan pucuk kecil dari betapa besar perasaan itu di bagian dalamnya. Besarrr sekali yang tersembunyi.

Tapi bagi para tukang gombal, yang berceceran perasaannya di mana-mana, maka apa-apa yang diperlihatkannya itu justeru adalah semuanya, itupun dikali dua dengan lebay dan kepalsuan. Tidak ada lagi yang tersisa di bagian dalamnya. Sudah diobral habis.

*Tere Liye

“Terlalu mencintai sesuatu, seringkali membuat kita buta. Tutup mata dengan kekurangan2, yang boleh jadi merusak. Terlalu membenci sesuatu, juga seringkali membuat kita buta. Tutup mata dengan kebaikan2, yang boleh jadi bermanfaat”

*Tere Liye

Jangan habiskan waktu berdebat di dunia maya. Menanggapi hal-hal tidak bermanfaat.
Ngeyel, buang.
Karena dijelaskan baik-baik, orang bukannya mendengarkan, malah semakin menjadi bicaranya. Jadi gunakan saja rumus ini: ngeyel, buang.

*Tere Liye

Media sosial ini sudah mirip pasar malam, semua serba ada.
Mau berdoa, lapor ke facebook. Mau makan, lapor ke instagram. Mau jalan-jalan, lapor ke twitter. Lagi sedih, curhat ke google+. Habis menang undian sabun colek, umukan lewat profil BBM. Semua ada. Bahkan sedang sakit pun, bukannya minum obat atau pergi ke dokter, kita bergegas malah update.
Tentu saja boleh. Itu hak masing-masing. Bebas. Tapi saya percaya, kita selalu punya kesempatan memikirkannya. Bahwa ada hal-hal dalam hidup ini yang tidak harus dibagikan ke semua orang, cukup disimpan sebagai kenangan terbaik hidup kita.
*Tere Liye

Menurut statistik, dari orang2 yang suka sekali curhat dan berkeluh-kesah di dunia maya:
50% hanya mencari perhatian, bukan solusi
30% hanya mencari lawan bertengkar
30% hanya mencari pembenaran
Loh, kok totalnya malah 110%? Karena 10% diantaranya mencari perhatian, mencari lawan bertengkar, plus mencari pembenaran sekaligus.
Orang yang memang mau nyari solusi hidupnya, dia tidak akan berkeluh-kesah di dunia maya--yang malah lebih sering nambah2in masalah, membuat disitu2 saja, menghabiskan waktu tak terasa. Dia memilih hal lain yang lebih kongkret.

*Tere Liye

Pertanyaan: "Saya sudah memberikan segalanya buat dia, Bang. Tapi tetap saja saya disakiti, dikhianati. Apa yang harus saya lakukan?"
Jawaban: Simpel. Itu berarti kita salah orang. Diberikan segalanya saja masih dikhianati. Bergegas ditinggalkan. Bukan sebaliknya, berkeluh kesah kemana2 mencari pembenaran atas keputusan amat menyedihkan yang sedang kita lakukan.
Dan btw, apalagi kalau statusnya masih pacar. Nggak banget. Capek deh. Ini 2013, bukan jaman prasejarah. Ada banyak tertulis dimana2, nasehat baik agar kita tidak pacaran. Lebih baik fokus sekolah, kerja. Nah, kalau memang sudah siap, silakan serius menikah,

Bahkan kelak kalau kita sudah menikah, kita akan tahu, boleh jadi ada percakapan antara sahabat baik yang tidak bisa digantikan oleh percakapan antara suami-istri.
Maka, milikilah teman baik. Yang selalu nasehat-menasehati dalam kebaikan. Yang bersedia direpoti tanpa kita minta; menjadi sumber inspirasi saat kehilangan; dan menguatkan saat kita lemah.
*Tere Liye

Salah-satu kegagalan besar ketika kita pamer adalah: orang lain juga pamer ke kita. Saat kita pamer foto jalan2 ke Singapura, orang lain pamer foto ke Perancis. Saat kita pamer sedang ini, orang lain pamer sedang itu.
Kadangkala, hal-hal seperti ini lupa kita sadari. Termasuk lupa, kalau pamer itu bagai seekor semut hitam di tengah gulita malam, susah susah sekali disadari, tapi kita sudah terperangkap di dalamnya.
*tere liye

Bagaimana kita tahu mana teman sejati mana yang palsu?
Mudah. Lihatlah saat kita melakukan kesalahan. Maka orang2 yang tidak mengenal kita menonton tidak peduli, orang2 yang tidak menyukai kita akan menonton sambil bersorak riang, dan orang2 yang membenci kita akan menari kegirangan, bahkan mengucap syukur.
Hanya teman-teman sejati kita yang tetap membesarkan hati, membantu kita agar berubah dan terus memperbaiki diri.
*Tere Liye

Jadilah seseorang yang: "Aku akan tetap menunggu. Tidak peduli kau datang atau tidak." untuk seseorang yang: "Aku akan pasti datang. Tidak peduli kau tetap di sini atau pun tidak."
Meski hingga detik ini kita tidak tahu siapa seseorang tersebut. Meski kita terlampau malu dengan harapan2. Teruslah memperbaiki diri, besok lusa kita akan paham hakikat nasehat ini.
*Tere Liye

Kenapa orang2 mencantumkan gelar Haji, padahal mereka tidak mencantumkan gelar: Syahadat, Shalat, Puasa dan Zakat? Kan keren kalau nama saya jadi H. Tere Liye, S, Sh, P, Z
Kenapa orang2 mencantumkan gelar sarjana, master, doktor, padahal mereka tidak mencantumkan gelar: TK, SD, SMP dan SMA? Kan keren kalau nama saya jadi Tere Liye TK, SD, SMP, SMA, S1, S2 dan S3?
Ada banyak cara, kebiasaan, pemahaman, dsbgnya yang kadang kala perlu dipikirkan kembali, tidak diterima mentah-mentah. Pikirkanlah. Boleh jadi menuntun kita menjadi lebih matang.
*Tere Liye

Salah-satu hal ajaib dari pertemanan adalah: tidak ada jadiannya, tidak ada akadnya, tidak ada nembaknya, tidak ada.
Tiba2 sudah teman baiklah. Dan teman baik selalu mempunyai ruang untuk teman baik berikutnya, berikutnya dan berikutnya. .

*Tere Liye

Sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar